Minggu, 06 Juli 2008

DUNIA "KITA SEMUA"

Sikap hidup para individu, ragam nilai masyarakat, dan amanah kolektif membuat umat Islam sebagai umat yang tangguh. Mereka cenderung untuk "tidak banyak menuntut', tapi 'banyak berbuat". Mereka juga sudah menolong sesama dan menyumbangkan segala yang di butuhkan negara atau masyarakat. Keadaan ini menjadikan umat terasa sebagai satu kesatuan yang punya tujuan yang bersama. meminjam istilah Ibnu Khaldum dalam mukadimah,mereka menjadi kaum yang mempunyai solidaritas yang sangat kokoh. Kehidupan masyarakat terasa sebagai dunia "kita semua".
Kesadaran akan hidup untuk ibadah dan kesadaran akan amanah kolektif membuat nilai-nilai senantiasa terjaga. Ini membuat rakyat secara umum merasa mendapat panduan. Memahami beberapa jauh masyarakat Islam mampu menjaga nilai-nilai mereka sebenarnya dengan mudah kita dapatkan dengan mengakati tokoh-tokoh yang menonjol dalam peradaban Islam. Berbeda dengan masyarakat Kapitalis yang menempatkan para pengusaha sebagai "suri teladan", dalam masyarakat Islam, "suri teladan" itu adalah ulama dan cendekiawan. Ulama dan cendekaiwan sangat menguasai bidangnya dan sangat superior dalam masyarakatnya, tak beda dengan para profesor bisnis di jaman sekarang. Para ulama besar seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Annas, fudlail bin Iyyadh, dan Sufyan Ats-tsauri mempunyai wibawa yang sangat tinggi sebagai "tak kalah wibawa dari para pakar bisnis seperti George Soros dalam Philip Kotler di Barat. Keadaan ini membuat masyarakat Islam lebih tahan terhadap godaan materialisme. Dunia Islam tidak berubah menjadi dunia "perut saya" sebagaima masyarakat materialis Barat dewasa ini. Hancurnya kekhalifahan Turki Utsmani, diakui banyak pihak, justru karena penjagaan dari para ulama ulama dan cedekiawan memudar.

m.anto04@yahoo.co.id