Jika salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada kita di cabut. Diumpamakan Allah 'mengambil' ginjal dari tubuh anda, maka anda benar-benar berada dalam keadaan yang menyedihkan untuk tetap bertahan hidup, anda harus mencuci darah dengan sebuah mesin pencuci darah di rumah sakit yang sekali prosesnya kira-kira dibutuhkan biaya sebesar Rp. 700.000 dan minimal cuci darah dilakukan satu kali dalam seminggu. Maka seandainya anda harus mencuci darah dua kali dalam tiap minggunya, maka harus mengeluarkan uang sebanyak 1.4 juta rupiah, maka dalam sebulan anda harus mengeluarkan uang 11.2 juta. Dalam setahun anda harus mengeluarkan uang 134.4 juta rupiah.
Ginjal yang ada dalam diri anda, kalau Allah sewakan, maka biayanya adalah 134.4 juta setahun. sedangkan anda memakainya seumur hidup anda, seandainya umur anda sampai 60 tahun maka kira-kira biaya sewa 8,064 milyar rupiah. Subhanallah, untuk sebuah benda yang besarnya tidak seberapa seharga 8,064 milyar rupiah.
Alkahmdulillah, segala hanay bagi Allah saja, Rabb seluruh alam semesta, ternyata Allah memberikan ginjal kepada kita secara gratis, tidak ada uang sewa ginjal yang Allah inginkan dari kita hanya ketaatan kita kepada-Nya semaksimal mungkin, bersyukur hanya kepada-Nya, menyembah hanya pada-Nya, tunduk dan patuh hanya kepada-Nya, bukan selain dari pada-Nya.
Ingatlah, itu hanya satu nikmat Allah pada tubuh kita, manusia, sedangkan nikmat-nikmat Allah sangat banyak tidak terhitung dalam tubuh kita. jika satu nikmat saja diambil, kita sudah sangat menderita, bagaimana kalau Allah mengambil nikmat-Nya sebanyak mungkin dari kita ? binasalah kita. masihkan kita mengingkari nikmat-nikmat-Nya. Bahkan Allah sampai bertanya dalam surat Ar Rahman sebanyak 31 kali.
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS Ar-Rahman[55] ayat : 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77)
Subhanallah. Memang tidak mungkin kita sanggup untuk menghitung nikmat Allah SWT. sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha pengampun lagi Maha Penyayang."
Salah satu nikmat lagi adalah bisa tertawa dan juga bisa tidur sesuai dengan keinginan kita. Semoga kisah Kay Underwood ini bisa menjadi penambah rasa syukur kita terhadap nikmat-nikmat Allah SWT yang tiada tara jumlahnya.
Namanya Kay Underwood, berumur 20 tahun, menderita Cataplexy yang berarti ketika si penderita mengalami emosi berelebihan, ototnya akan melemah. Hal ini seperi gembira, ketakutan, terkejut, kagum dapat membuatnya langsung jatuh tepat dimana dia berada.
Kay underwood menderita penyakit ini sejak 5 tahun yang lalu, pingsan lebih dari 40 kali dalam sehari. Kay mengatakan "orang menganggap halini sangat aneh dan tidaklah mudah menghadapi reaksi orang lain".
Selain Cataplexy, Kay Underwood juga harus melawan Narcolepsy, yaitu kondisi yang dapat membuatnya tertidur secara tiba-tiba. Narcolepsy menyerang lebih dari 30.000 orang di UK dan sekitar 70% nya juga memiliki penyakit Cataplexy. [www.blogberita.net]
Masihkan kita mengingkari nikmat-nikmat Allah SWT ? Masihkan kita menjauhi aturan-aturan Allah SWT ? Sampai kapan ? Padahal ajal bisa datang setiap saat tanpa kita undang.
Jadi, mari kita besyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Bagaimana caranya ? Denan senantiasa tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan larangan-Nya. Maka pasti Allah SWT akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita.
"Dan (ingat juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku). Maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". QS. Ibrahim [14]:7)
Khatimah
Ya Allah jadikan kami termasuk hamba-Mu pandai bersyukur, yang mampu menggunakan nikmat-nikmat-Mu sesuai dengan ridhaMu. Ampuni dan maafkan kami bila kami pernah kufur atas nikmat-Mu, sayangilah kami. Kami lemah, Ya Allah, kami lemah, wahai yang Maha kuat, kami hina wahai yang Maha Mulia. Selamatkan kami.
Wallahua'lamu bish Shawab!
Mujianto
Kamis, 02 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar